Saturday, January 3, 2009

Anak Kos Dodol Lagi: Lucu dan Berhikmah (Lagi!)

Postingan kali ini bukan renungan atau ramuan teori ngaco made-in-Ferdy. Bukan juga jurnal harian yang kadang dodol dan bikin alis mengernyit. Tapi iseng-sieng bikin resensi. Yah... siapa tahu... (berharap)

Ralat. Bukan resensi, melainkan fanboying (lihat aja profil blog-ku, atau profil FS-ku, bagian Favorite Books. Pasti ada buku ini). Dan buku beruntung (atau sial) itu berjudul Anak Kos Dodol Lagi.

Pada tahu buku Anak Kos Dodol nggak? Mungkin buku ini kalah pamor dengan Kambingjantan and the gank. Tetapi, isi buku ini serupa: saripati blog (halah) punya sang penulis mengenai kejadian-kejadian nyeleneh di kos-kosannya (yang notabene cewek semua jadi pastinya banyak yang terjadi). Jadi ingat, pertama kali beli buku ini karena lagi butuh referensi tentang cara menulis humor yang benar. Habisnya bete sih, novel humor yang kubikin sama sekali nggak lucu (curcol).

Dan, yang kudapat dari buku itu bukan hanya sekedar humor. Melainkan sederet kisah yang menyentuh nurani dan menyadarkan hati. Walau kadang ngocol di sana-sini. Halah, jadi ketularan puitis daku nih. Mbak Dedew, tanggung jawab!

Kemarin malam, aku baru saja selesai baca bukunya yang kedua: Anak Kos Dodol Lagi. Tanggapan? RUARRRR BIASA! Mbak Dedew kembali menyajikan cerita dengan gaya khasnya. Ada sesuatu di dalam tutur bahasanya yang membuat aku ikut terlibat di dalamnya. Seperti dalam cerita I Feel Love in The Air, aku ikut terharu saat anak-anak kos sepakat urunan makanan buat pesta dadakan (begini kan ceritanya?). Dan aku ngakak habis (sampai pintu kamar diketok orang rumah karena disangka gila) saat baca cerita Si Ganteng di Sarang Perawan (SGSP) dan Insiden Kamar Mandi. Khusus SGSP, aku pengen tuker tempat sama si abang ganteng. Siapa yang nggak pengen liat sepuluh cewek dasteran? Percayalah, daku nggak kalah ganteng kok, Mbak. Hehehe...

Cuma, di buku kedua ini, kerasa banget kalau Mbak Dedew terlalu excited. Beberapa ceritanya terasa terlalu bombastis dengan komentar samping (yang ditandai nggak terlalu jelas dengan cetak miring dan bintang di awal kalimat). Kalau boleh menyebut nama, jujur saja Peristiwa Subuh nggak aku baca benar-benar. Habis yah itu tadi, terlalu bombastis (maaf ya Mbak, hehe). Dan lagi, ada beberapa bagian cerita yang memakai bahasa daerah, dan tidak ada terjemahannya. Jadi berasa buta dan hilang arah aja pas sampai di bagian itu, nggak tahu artinya apa. Tapi kasus begini nggak terlalu banyak kok. Tenang aja, buku ini layak dibaca seluruh penghuni Indonesia dari Sabang sampai Merauke (dan para WNA yang bisa Bahasa Indonesia, hehehe).

Overall, buku ini memang nggak se-“nendang” Kambingjantan and the gank (soalnya mereka trendsetter, sih). Gaya bertuturnya memang kalem dengan bahasa semi-baku. Tapi, buku ini benar-benar direkomendasikan buat orang yang suka bacaan berbobot tapi nggak bikin kening berkerut. Ada petuah di setiap cerita, dan buku ini menuturkannya tanpa terasa menggurui. Dan, sangat dianjurkan buat para pengekos atau mantan pengekos, atau bahkan orang yang nggak pernah kos seperti aku dengan efek samping terkena sindrom pengen ngekos, hehehe. Makanya, ikutilah jejak saya dan belilah buku ini di toko buku terdekat (atau kalau mau scanning dulu, boleh pinjam punyaku, tapi ntarnya kudu beli)! Iklan banget, yak? Bodo amat, namanya juga nge-fans.

Cheers!

3 comments:

Chand.Lim said...

ga ngarti! >.<

Kalo bikin resensi jangan kebanyakan ngebandingin dengan buku ato cerita lain (walopun buku yang dibandingkan itu karya tangannya juga) karena ga semua orang fans penulis tersebut.

Trus kalimat2mu usahakan menggunakan sudut pandang orang ketiga, biar orang yan membaca merasa ada di dalam resensimu.

Gunakan kata2 gaul boleh, cari yang gampang diinterpretasikan.

It's about the thing we review, so ceritakan tujuan sesuatu itu dibikin sampai dengan dampak sesuatu tersebut setelah dipublis.

Overall, bagus! :-bd

whiteblackwings said...

uhm..aku baru baca buku ini setengahnya, itu pun di Gramed (haha!! ketauan deh ga punya duit buat beli)... resensinya lumayan, penuturannya juga flowing begitu aja (meski pake curcol..hihi). nice!

edu.edu.edu said...

wah sebagai anak kos malu nih blm baca bukunya huehehe.. tp aku bukan anak kos dodol tentunya hehehe (*masa sih?)
anw, seems like a funny n nice books.. sampe2 disangka gila ama orang rumah? jangan2 sampe ROFL tuh hahaha
fer..fer..insap hehehe