Sunday, November 23, 2008

Eksekusi

Hari ini... gw memutuskan untuk eksekusi satu keputusan yang sudah lama ingin gw lakukan.

Dan keputusan itu adalah... menghapus akun Friendster gw.

Yup. Udah lama banget gw ingin menghapus akun di website pertemanan itu, karena gw ngerasa website itu lebih banyak nggak baiknya ketimbang baiknya. Di antaranya:

1. Pulsa gw jadi cepet abis gara-gara akses Friendster pas lagi nganggur via GPRS. Okelah murah, tapi kalau keseringan kan habis juga pulsanya.
2. Gw jadi kenal orang-orang aneh yang tiba-tiba suka sama gw. Heran gw juga, cuma gara-gara di-approve doang langsung bilang, "I love you." Trus pas gw bilang gw nggak mau dipacari dulu, dia langsung kesel dan nyumpah-nyumpah karma segala. Capek...
3. FS jadi sarana gw untuk jelalatan, padahal masa-masa sekarang adalah masa-masa dimana gw dituntut untuk fokus ke satu hal, bukannya membiarkan pikiran gw melayang nggak jelas.
4. FB (JAUH) lebih menarik ketimbang FS yang makin lama makin nggak jelas itu.

So, here I am, without my friendster account. I hope, with this execution, I can transform myself into a better person. Amin.

Thursday, November 20, 2008

Proyek Mikrobiologi: Penelitian Part 1

Udah lama nggak ber-jurnal ria di Blog. So... here it comes!

Mikrobiologi adalah sekolah buat calon peneliti (atau dosen). Face it, mahasiswanya pasti akan melakukan lebih banyak riset dan penelitian ketimbang mahasiswa jurusan teknik. Karena itu, di mata kuliah Proyek Mikrobiologi ada kegiatan namanya pencil, alias penelitian kecil. To put it simply, kegiatan ini adalah riset kecil-kecilan. Mini-TA gitulah kira-kira. Praktikan dikasih tema penelitian, didampingi satu asisten, dan melakukan penelitian sesuai tema. Seperti penelitian sungguhan, praktikan harus bikin proposal penelitian dan (tentu saja) melakukan penelitian. Dan semua itu dilakukan sendiri (caps: sendiri); asisten hanya bertugas mendampingi.

Begitulah kira-kira. Pengantarnya nggak kepanjangan, kan?

So, sebagai mahasiswa yang ngambil mata kuliah ini, tentu saja gw harus ikut si pencil ini, kan? Dan, mau tahu apa tema penelitian kita?

Inilah dia (jengjengjengggggg)....

"Meneliti Keanekaragaman Mikroba di Ruangan Indoor Mall Kota Bandung"

Huahahahahaha, gimana? Keren, kan?

You wish...

Judul ini, walaupun keren dan simpel, tapi tantangannya luar biasa. Dari judulnya saja sudah menekankan, kita harus meneliti keanekaragaman di mall. Artinya, kita harus ambil sampelnya di mall. Ambil sampelnya sih gampang: tinggal buka si cawan petri (search di google aja deh) berisi medium (search juga lah) selama 15 menit di lima titik di mall. Tapi... kebayang nggak sih gimana malunya kalau harus nenteng-nenteng tuh barang yang notabene jarang dilihat orang awam? Gimana kalau kita nanti diusir satpam? Belum lagi setiap titik dilakukan triplo (pengulangan tiga kali), berarti di setiap titik ada tiga capet yang masing-masing dibuka selama 15 menit. Ditambah lagi, medium untuk bakteri dan fungi berbeda (mikroba didefinisikan-dalam penelitian ini-sebagai bakteri dan fungi; sebenarnya banyak lagi) sehingga tambah tiga capet lagi. Berarti, di satu titik ada enam cawan petri yang harus dibuka, dan total waktunya adalah 15 x 6 = 1 jam! Bayangin, satu jam diem di satu spot buka-buka cawan petri! Kurang konyol apa lagi kami ini?

Hehehe, sori, jadi curcol...

Anyway, kita akhirnya memutuskan untuk pasrah dan mulai bekerja. Ke-hectic-an di lab pun dimulai. Dari bikin medium yang ternyata gampang-gampang susah karena gampang banget gosong, sterilisasi peralatan yang susah karena alatnya cuma satu (dan seringnya sih penuh sama yang mau sterilisasi juga), sampai ke masalah trivial seperti ada yang nggak dateng (gw banget), volume mediumnya nggak sama banyak, sumbat kapasnya kebuka pas disterilisasi, dan sebagainya. Apa boleh buat, namanya juga masih amatiran...

Jadi, setelah ke-hectic-an itu, lima anggota kelompok gw datang ke lab sambil menenteng tas belanja bertuliskan "ARCUS". Dengan gagah berani, kami memisah-misahkan medium ke lima tas itu. Lalu kami turun dengan gaya siap tempur. Anak-anak di selasar kebab menyambut kami; beberapa malah berniat turut terjun ke medan tempur.

Halah, lebay...

Lalu, seseorang bilang, "Coba dicek dulu deh mediumnya. Takutnya kena konta deh." Konta means kontaminan, dan kalau kena berarti mediumnya nggak bisa dipakai.

Dengan perasaan deg-deg-syur, satu demi satu cawan petri dibuka. Dan... ternyata...

Medium kita kena kontaminaaaan! Nggak tanggung-tanggung, 15 biji! Paraaah...!

Anggota kelompok kita udah speechless gitu deh. 15 biji, gitu! Kelompok lain mah cuma 2-3, kita 15. Wow banget, kan? Mana makin dilihat makin bikin gatal-gatal pula...

Akhirnya, diiringi tatap sedih dan menyemangati dari anggota kelompok lain, kita balik lagi ke lab mikro buat bikin medium. Sayang sekali, hari ini kita batal bergaya dengan cawan petri di mall. Nanti deh, kalau akhirnya sukses, di-post di sini...

Cheers!

Wednesday, November 19, 2008

Tell Me How to Thank You

"Thank You"

Sebuah kata yang sering banget keluar dari mulutku. Satu kata yang biasanya terucap begitu saja. Sebuah kata yang... apa ya... termasuk kata-kata emas yang melambangkan rasa syukur.

Kalau begitu, dengan sering mengucapkan kata itu, just like I do, apakah orang tersebut bisa dibilang orang yang selalu bersyukur?

Hmmm....

Sayangnya, belum tentu...

Look at me, for some example. I destroyed my whole life since last "Lebaran". Face it, I've become gloomier. Every sunday is depression day. "Disturbia" became my favorite song. Suicidal thoughts always crosses my mind. I even drag two people that I loved into despair, hurting them unknowingly.

Just because I don't know how to thank you.

How can I become this silly? I was surrounded by people who love and support me. Mom, dad, Yodi, Tisa, Hime, Niya, many more, they would love me and wished nothing except I loved them in return. They showed me that they'll accept me, support me, help me survive through this hard life.

But, I didn't see that. Because... My mind's already clouded. Because I put everything in one basket, and when that basket is gone, i thougght all my life was gone.

Because, once again, I don't know how to thank you. I don't know how to be thankful because I have those people. Because I'm too stupid to realize that those people worth MILLION TIMES that THAT GODDAMN BASTARD WHO SAID "I LOVE YOU" THEN LEAVE ME OUT OF THE BLUE.

Ooops, I did that to Niya, eh? That means I'm a bastard too...

Yeah. I hurt them in the end.

That shows the world how stupid I am. How immature I am. Last word that "that-goddamn-person" said is I was so immature. I hate it when he's right, especially because I think he said that coz he found "the weasel" (refer to Pangeran Tidur: Kota, Musang, dan Kekasih Hati). But yeah, I'm so immature because I don't know how to thank them. I don't know that I should be thankful because they were here with me.

But now, I have learned my lessons. I have received my punishment. I just wish I can mend Hime's and Niya's heart again...

To all people mentioned in this post, I'm sorry. I promise, I'll change. For myself. For the better me. So I can be happy and, in turn, bring happiness to all of you. To all people who have just know me, i just tell you my past, and I'll try not to repeat it again. I'm stronger now, so... feel free to know me better. Believe me, you won't be dissapointed. ;)

So, moral of the story, let's be thankful for all that we had. Let's not dwell in the past. And let's live our life to the fullest. Ok?

Cheers!